Salam khas saya yang berasal dari Kota Malang. Selamat Tahun Baru Imlek ya kalian warga Tionghoa. Bulan Februari ini merupakan bulan yang sangat spesial bagi warga Tionghoa karena mereka merayakan tahun baru imlek yang jatuh pada tanggal 8 Februari 2016. Dan tahun ini shio yang menaunginya adalah shio monyet api. Apa sih Imlek itu? Menurut sejarah kata imlek berasal dari dialek Hokkien " im " yang berarti bulan dan " lek " yang artinya penanggalan. Dan dalam bahasa Mandarin Yin Li yang berarti kalender bulan. Imlek sendiri berkaitan erat dengan pesta perayaan menyambut musim semi yang dilakukan oleh petani di Tiongkok yang biasanya jatuh pada tanggal satu di bulan pertama di awal tahun baru.
Di Indonesia sendiri awalnya warga tionghoa tidak diperbolehkan untuk merayakan perayaan imlek di depan umum pada saat orde baru masa pemerintahan Presiden Suharto dalam kurun tahun 1968-1999. Segala hal yang berbau Tionghoa dilarang untuk dirayakan dan diperingati termasuk perayaan imlek sendiri. Hari raya imlek baru diperbolehkan untuk dirayakan setelah pemerintahan Presiden Gus Dur memberikan kebebasan merayakannya pada tahun 2000 dan dinyatakan sebagai hari libur fakultatif ( yang hanya merayakan saja ). Dan setelah itu ditetapkan sebagai hari libur nasional di era Presiden Megawati pada tahun 2002.
Perayaan Imlek di Malang berjalan sangat meriah, baik dirayakan oleh warga Tionghoa sendiri maupun masyarakat umum yang ingin melihat langsung kemeriahan pesta perayaan imlek tahun ini. Klenteng-klenteng sebagai tempat peribadatan warga Tionghoa yang beragama Konghucu, Tao maupun Budha Mahayana telah dipercantik dan dihias sedemikian indahnya. Salah satunya kelenteng yang terkenal di Malang yaitu Klenteng Eng An Kiong yang beralamat di Jl. Martadinata 1, Kota Malang. Berduyun duyun warga Tionghoa khususnya dari Malang yang datang untuk memanjatkan doa. Bukan hanya warga Tionghoa saja tetapi banyak pengunjung datang baik warga Malang sendiri maupun dari luar kota yang ingin mengetahui jalannya perayaan imlek ini untuk mengabadikan setiap moment dengan jepretan kameranya.
Menurut Bonsu Hanom Pramana, Eng An Kiong berarti istana keselamatan dalam keabadian Tuhan. Berdasarkan sejarah, Klenteng Eng An Kiong ini dibangun pada tahun 1825. Rumah peribadatan untuk umat Tri Darma (Konghucu, Tao dan Budha Mahayana) ini merupakan peninggalan dari turunan ketujuh Jendral Dinasti Ming yang berkuasa di Tiongkok. Kurang lebih sekitar 400 tahun lamanya setelah Laksamana Cheng Ho menapakkan kaki di tanah Jawa, Klenteng Eng Ang Kiong pun didirikan berdasarkan inisiatif dari Lt. Kwee Sam Hway.
Dalam perayaan imlek ini, masyarakat Tionghoa mempunyai tradisi unik dan menarik sendiri. Apa saja tradisi unik itu? Berikut ini tradisi unik yang dilakukan warga Tionghoa menjelang dan selama perayaaan imlek berlangsung. Berikut ulasannya :
1. Membersihan dan mendekorasi rumah
Sehari sebelum hari raya tiba, dikenal dengan tradisi warga Tionghoa membersihkan dan mendekorasi rumahnya. Hal ini dimaknai bagi warga Tionghoa bahwa rumah yang bersih menjauhkan dari keburukan dan mendatangkan kebaikan di tahun berikutnya. Kemudian rumah didekorasi secantik dan menarik mungkin. Biasanya dekorasi berupa tempelan tulisan tulisan kebaikan. Dan dekorasi tersebut dominan dengan warna merah. Hal ini melambangkan bahwa warna merah mempunyai makna sejahtera, kuat dan membawa keberuntungan.
2. Pakaian dan sepatu baru
Warga tionghoa juga berpakaian dan bersepatu baru yang didominasi warna merah. Mereka meyakini bahwa dengan penampilan dan bersikap baru yang optimis bisa menghadapi masa depan. Dengan harapan masa depan yang terang dan kemakmuran rejeki lebih baik.
3. Angpao
Tradisi ini bagi warga Tionghoa dimaknai sebagai transfer energi dan kesejahteraan. Orang yang sudah berkeluarga membagikan angpao untuk orang tuanya atau anak anaknya. Sedangkan orang yang mampu memberikan kepada orang yang tidak mampu.
4. Barongsai/ liong
Dalam kepercayaan warga Tionghoa, liong atau barongsai melambangkan kebahagiaan dan kesenangan. Pertunjukan ini dipercaya akan membawa hoki.
5. Melunasi hutang
Melunasi hutang dilakukan sebelum hari raya oleh warga Tionghoa. Harapannya agar mereka tidak terbebani hutan di masa yang akan datang.
6. Lampion
Perayaan imlek tidak meriah tanpa adanya lampion. Lampion-lampion ini banyak dipasang di rumah rumah, sudut sudut jalan, maupun di klenteng. Lampion mempunyai makna simbol pengharapan di tahun yang akan datang dan akan diwarnai dengan keberuntungan, lancar rejeki, dan kebahagiaan. Dengan memasang lampion di rumah juga dipercayai untuk menghindarkan penghuninya dari ancaman kekuatan jahat.
7. Menyajikan dan makan makanan khusus
Warga Tionghoa menyajikan makanan khusus yang berjumlah minimal 12 macam makanan dan 12 macam kue, dan 12 di sini melambangkan ke 12 shio. Makanan tersebut kemudian didoakan bersama sama. Seperti Siu Mie yang melambangkan panjang umur dan kemakmuran, lapis legit melambangkan rejeki yang berlapis lapis, ayam atau bebek yang melambangkan udara, dan ikan yang melambangkan air.
8. Pantang makan bubur
Di saat imlek warga Tionghoa mempunya jenis makanan yang pantang dimakan. Biasanya warga tionghoa tidak menyajikan dan makan bubur. Karena bubur bagi mereka dianggap sebagai simbol dari kemiskinan. Selain itu menyajikan masakan ikan tidak boleh dalam posisi terbalik. Dan cara mengambilnyapun tidak boleh dibolak balik. Jadi posisi ikan harus dipertahankan. Dan dagingnya ikan tidak boleh dimakan habis, harus disisakan untuk keesokan harinya. Hal ini melambangkan nilai surplus di tahun berikutnya.
Tulisan ini diikutsertakan dalam Telisik Imlek Blog Competition JakartaCorners yang di Sponsori oleh Batiqa Hotels.
Kata Imlek (Im=bulan,
Lek=penanggalan) berasal dari dialek Hokkian atau Bahasa Mandarin-nya
Yin Li yang berarti kalender bulan (Lunar Newyear)
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/reza.pahlava/sejarah-dan-tradisi-perayaan-imlek_552a66776ea834d130552de0
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/reza.pahlava/sejarah-dan-tradisi-perayaan-imlek_552a66776ea834d130552de0
Warga Tionghoa akan merayakan kedatangan tahun baru kali ini dengan Shio
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/reza.pahlava/sejarah-dan-tradisi-perayaan-imlek_552a66776ea834d130552de0
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/reza.pahlava/sejarah-dan-tradisi-perayaan-imlek_552a66776ea834d130552de0
Warga Tionghoa akan merayakan kedatangan tahun baru kali ini dengan Shio
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/reza.pahlava/sejarah-dan-tradisi-perayaan-imlek_552a66776ea834d130552de0
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/reza.pahlava/sejarah-dan-tradisi-perayaan-imlek_552a66776ea834d130552de0
Post a Comment